Optimalkan Rantai Pasok Biodiesel dengan Melibatkan Petani Kelapa Sawit Swadaya

Pada 2023, luas perkebunan rakyat kelapa sawit mencapai 6.300.426 hektare atau 37% dari total luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia, menurut laporan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Luas perkebunan kelapa sawit rakyat tersebut digarap oleh pekebun sebanyak 2.605.207 KK. Jumlah petani kelapa sawit yang banyak, kerap menjadi alasan pemerintah dalam memutuskan sebuah kebijakan. Tak terkecuali kebijakan biodiesel. Kebijakan energi berupa penggunaan bahan bakar nabati (BBN) berbasis kelapa sawit tersebut diklaim dapat untungkan petani. Dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020 – 2024, pengembangan biodiesel berbasis kelapa sawit menjadi salah satu proyek strategis

Masyarakat Sipil Dorong Transparansi Pembahasan Transisi Energi JETP

Organisasi masyarakat sipil mendorong transparansi terkait rencana pendanaan dan investasi program Just Energy Transition Partnership (JETP) yang kini sudah memiliki sekretariat. Ahmad Ashov Birry, Direktur Program Trend Asia, mengatakan prinsip keadilan adalah hal paling fundamental dalam transisi energi. Proses ini harus berlandaskan prinsip akuntabilitas dan transparansi, perlindungan hak asasi manusia, keadilan ekologis dan ekonomi, serta upaya transformatif.  “Bukan sekadar transisi teknologi tetapi harus mendorong transformasi pembangunan ekonomi dari ekonomi ekstraktif dan sentralistik ke ekonomi yang regeneratif dan demokratis,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (4/3). Ashov menitikberatkan upaya transisi ke empat langkah strategis. Pertama, percepatan pensiun dini PLTU. Kedua, meninggalkan

Transisi Energi yang Adil, Bukan Sekedar Menurunkan Emisi Karbon

Agrofarm.co.id-Transisi Energi yang Berkeadilan (atau Just Energy Transition) sangat penting diterapkan dalam upaya menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) mencapai target 31,89% yang tertera di dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC). Faktanya saat ini, pemahaman dan penerapan prinsip adil dalam proses transisi energi, melenceng dari pemahaman yang seharusnya. Direktur Eksekutif Yayasan PIKUL Indonesia Torry Kuswardono mengatakan, Transisi energi saat ini adalah salah logika. Sebab transisi energi tetap menggunakan logika pertumbuhan ekonomi yang (tetap) mengandalkan eksploitasi. Menurut dia, langkah mitigasi krisis iklim dalam transisi energi, prosesnya harus berkeadilan dan menjamin terjadinya integrasi ekosistem, lingkungan dan integritas sosial. Torry menilai transisi

Transisi Energi yang Adil, Bukan Sekedar Menurunkan Emisi Karbon

VISI.NEWS | JAKARTA – Transisi Energi yang Berkeadilan (atau Just Energy Transition) sangat penting diterapkan dalam upaya menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) mencapai target 31,89% yang tertera di dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC). Faktanya saat ini, pemahaman dan penerapan prinsip adil dalam proses transisi energi, melenceng dari pemahaman yang seharusnya. Direktur Eksekutif Yayasan PIKUL Indonesia Torry Kuswardono dalam rilis yang diterima VISI.NEWS, Senin (3/4/2023), mengatakan, “Transisi energi saat ini adalah salah logika. Sebab transisi energi tetap menggunakan logika pertumbuhan ekonomi yang (tetap) mengandalkan eksploitasi.” Menurut dia, langkah mitigasi krisis iklim dalam transisi energi, prosesnya harus berkeadilan dan

Minyak Jelantah Sisa Dapur Rumah Tangga RI Bisa Suplai 10% Biodiesel Nasional

Rumah tangga dan usaha mikro di Indonesia menghasilkan minyak jelantah dengan jumlah cukup besar. Bahkan, jumlah minyak jelantah atau minyak sisa dapur yang dihasilkan Indonesia setiap tahun disebut bisa memenuhi 10 persen kebutuhan biodiesel nasional. Penelitian dari Traction Energy Asia, menyebutkan bahwa potensi minyak jelantah dari sektor rumah tangga dan unit usaha mikro di kota-kota besar di Jawa dan Bali mencapai 204.231,84 kiloliter per tahun. Sedangkan di level nasional mencapai angka 1.243.307,7 kiloliter per tahun. Manajer Riset Traction Energy Asia, Refina Muthia Sundari, mengatakan bahwa minyak jelantah yang dihasilkan ini bisa menjadi bahan baku pembuatan biodiesel. Pasalnya, minyak jelantah

Minyak Jelantah Jadi Bahan Baku Biodiesel, Peneliti Paparkan Tantangannya

PARBOABOA, Medan – Peneliti dari TRACTion Energy Asia menyebut minyak jelantah atau used cooking oil (UCO) bisa diubah menjadi bahan baku biodiesel. Untuk bisa mencapai level itu, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi agar dapat memperoleh manfaatnya.  Hal tersebut dibeberkan Refina Muthia lewa Zoom saat zoom tentang transisi energi dengan minyak jelantah, Selasa (28/03/2023). “Terdapat beberapa tantangan dalam implementasi menjadikan UCO bahan baku biodiesel. Tantangan tersebut sudah ada pada saat ini ataupun berpotensi muncul di masa depan,” katanya. Refina menjelaskan, tantangan pertama yang dihadapi agar minyak jelantah bisa jadi biodeisel dari sisi pemasaran. Saat ini belum ada kelayakan standar

Dapat Dijadikan Pengganti BBM, Ini Potensi Minyak Jelantah

Warta Ekonomi, Jakarta – Research Director Traction Energy Asia, Sudaryadi Yadi menyebut minyak jelantah bernilai untuk mendorong upaya pemerintah dalam masa transisi energi.  Menurutnya, minyak jelantah menawarkan suatu peluang yang menarik karena sebagai limbah minyak jelantah tidak memiliki biaya produksi dan besarnya permintaan pasar terutama dari Eropa dan Amerika. “Minyak jelantah menjadi komoditas yang dihargai sebagai bahan baku untuk bahan berbagai jenis biofuel mulai dari biodiesel, marine fuel oil, hingga bio avtur, makanya dalam konteks ini prosesi minyak jelantah sebagai bahan bakar rendah karbon yang sangat strategis,” ujar Sudaryadi dalam diskusi virtual, Selasa (28/3/2023). Sudaryadi menilai bahwa penggunaan minyak