Realisasi Peremajaan Lahan Sawit Tidak Pernah Capai Target

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyebutkan realisasi peremajaan lahan (replanting) sawit rakyat selama 2015-2019 masih jauh dari target. Plt Direktur Kemitraan BPDPKS Muhammad Ferian mengatakan dalam empat tahun itu, peremajaan kebun sawit baru mencapai 80.000 hektare (ha) dengan penyerapan anggaran Rp2 triliun.

Menurut Ferian, rendahnya realisasi peremajaan sawit rakyat dikarenakan desain program yang disusun oleh Kementerian Pertanian belum cukup baik.”BPDPKS berkali-kali mengatakan tergantung kepada kawan-kawan kementerian lembaga yang mendesain program ini,” katanya di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa (25/2).

Ferian mengungkapkan pemerintah sebetulnya menargetkan peremajaan lahan sawit seluas 180.000 ha per tahun sejak 2015. Adapun anggaran per hektare mencapai Rp25 juta. Dalam tiga tahun ke depan, pemerintah kembali menargetkan peremjaan lahan hingga 500.000 ha.

“Tugas pokok kita di pengelolaan dananya. Memang sangat-sangat tergantung kepada desain programnya. Bisa enggak 500.000 hektar? Bisa, kalau desain programnya itu memungkinkan,” jelasnya.

Sementara, berdasarkan riset Traction Energy Asia, jika ingin menggenjot produksi biodiesel bauran 20% (B30) ke depan, pemerintah harus meremajakan pohon kelapa sawit nasional sebanyak 3,8 juta ha.

Sebab, jika tidak dilakukan peremajaan segera, hingga tahun 2025 produksi minyak sawit diperkirakan mengalami defisit sebesar 34,9 juta ton. Jika digunakan untuk memproduksi B50 maka defisit akan lebih besar yakni menjadi 122 juta ton.

Berdasarkan riset yang sama, disebutkan setidaknya untuk mencapai target replanting hingga 2021 saja BPDPKS membutuhkan dana sedikitnya Rp39 triliun.

Artikel ini tayang di Alinea dengan judul: Realisasi Peremajaan Lahan Sawit Tidak Pernah Capai Target