Bagi emiten, menerbitkan produk investasi hijau atau menerapkan prinsip bisnis berkelanjutan sebenarnya hal yang menguntungkan. Pasalnya, dengan begitu perusahaan dipandang lebih baik oleh investor.

Investor institusi, yang terdiri dari asuransi jiwa, reksadana, dan dana pensiun, memiliki potensi besar dalam pengembangan investasi hijau. Sayangnya, ada beberapa hal yang menghambat investor institusi dalam menanamkan dana di instrumen investasi hijau.

Di negara-negara Asia, khususnya di Indonesia investasi hijau masih kurang diminati sebab “cuannya kurang menarik”. Meski demikian, produk investasi hijau terus mengalami kenaikan sejak tahun 2020.

Ini adalah cerita Mak Lili, seorang warga Kedaung Kali Angke, Cengkareng, sebagai koordinator pengumpulan minyak jelantah di lingkungannya. Ia mendapat manfaat lingkungan yang bersih hingga pahala dari membantu warga yang membutuhkan.

Sejumlah negara telah mengimplementasikan penggunaan minyak jelantah sebagai bahan baku alternatif yang ramah lingkungan. Lalu, bagaimana dengan kesiapan Indonesia yang memiliki potensi minyak jelantah untuk memenuhi kebutuhan biodiesel nasional sebesar 32%?

Keberadaan industri nikel dalam produksi baterai untuk kendaraan listrik memang memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, masalah lingkungan dan kesehatan yang juga timbul menjadi paradoks produk ramah lingkungan yang diolah dengan merusak lingkungan.