Potensi used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah di kota besar area Jawa-Bali mencapai 207.170,65 Kiloliter (KL) per tahun. Jumlah tersebut berdasarkan riset yang dilakukan lembaga kajian Traction Energy Asia pada rumah tangga dan unit usaha mikro.
Jabodetabek menjadi kontributor terbesar dengan potensi UCO mencapai 154 ribu KL, diikuti Bandung dengan besaran sekitar 25 ribu KL, Surabaya hampir 14 ribu KL, Bali sekitar 4 ribu KL, Surakarta dan Yogyakarta, masing-masing di kisaran 3 ribu KL, dan Semarang 2.200 KL.
Pemetaan potensi UCO yang dilakukan Traction, merupakan bagian dari riset tentang potensi dan dampak pemanfaatan biodiesel berbahan baku minyak jelantah. “Dari estimasi nasional, minyak jelantah dari rumah tangga dan unit usaha mikro itu sekitar 1,2 juta KL/ tahun. Itu tidak jauh beda dari hitungan BPS, 1,6 juta KL/tahun,” kata Research Manager Traction Energy Asia Fariz Panghegar.
Lebih lanjut menurut Fariz, sebesar 1,2 juta KL/ tahun sudah setara dengan 10 persen alokasi pengadaan BBN tahun 2020.
“Itu baru rumah tangga dan unit usaha mikro, belom dilakukan pengumpulan ke usaha kecil, sedang, dan besar. Bahkan (kalau diperluas ke ) hotel dan kafe, timbulannya bisa lebih banyak lagi,” ujar Fariz.
Artikel ini telah tayang di Databoks Katadata.co.id dengan judul: “ Potensi Minyak Jelantah di Kota Besar Mencapai 207 Ribu KL“