Implementasi Minyak Nabati di Berbagai Negara

Tidak hanya di Indonesia, bahan bakar nabati (BBN) juga telah banyak digunakan di berbagai negara. Terdapat berbagai bahan baku dan strategi yang digunakan.  Di Thailand misalnya, jenis BBN yang digunakan berasal dari minyak kelapa sawit. Sejak 2012 hingga 2022 mendatang, pemerintah Negeri Gajah Putih mengeluarkan mandatori pencampuran 5-10 persen minyak kelapa sawit pada bahan bakar kendaraan. 

Brasil juga memanfaatkan minyak kelapa sawit sebagai campuran bahan bakar. Bedanya, nilai campuran di Brasil lebih tinggi, mulai 10 persen pada 2018 dan terus meningkat 1 persen setiap tahunnya. Uni Eropa juga memanfaatkan minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar. Namun jumlahnya terus dikurangi dengan meningkatkan penggunaan minyak dari tumbuhan lainnya, seperti bunga matahari dan rapeseed.  

Amerika Serikat, selain menggunakan tanaman pangan, juga memanfaatkan limbah minyak goreng. Selain itu, setiap produsen dan importir minyak yang bertransaksi di Amerika, wajib menginformasikan volume dan karbon tiap jenis bahan bakarnya. 

Di Inggris, BBN yang digunakan berasal dari limbah minyak goreng yang dikombinasikan dengan minyak dari tanaman pangan. Meski masih menggunakan minyak dari tanaman pangan, jumlah maksimal yang digunakan hanya tujuh persen dari total produksi biodiesel. 

Berdasarkan kajian Traction Energy Asia, program pengembangan bahan bakar nabati di berbagai negara tersebut bukan tanpa kendala. Tantangan yang muncul dalam pengembangan minyak nabati ini antara lain perlunya peta jalan pengembangan BBN dan dibutuhkannya standarisasi biodiesel dari hulu ke hilir untuk menjamin keseimbangan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Selain itu pelibatan petani mandiri dalam program biodiesel serta risiko persaingan pemanfaatan hasil pertanian pangan dan energi juga perlu menjadi perhatian.

Artikel ini telah tayang di katadata.co.id dengan judul: “Implementasi Minyak Nabati di Berbagai Negara